Siapa yang tidak takjub melihat
atraksi di mana para pemain debus berdemonstrasi kebal dicambuk, tubuh
tidak tertusuk duri salak ketika mereka berguling di atas hamparan duri
salak, perut dimartil dengan al-madad, mengunyah beling dan silet,
tubuh kebal bacokan dan sayatan. Bahkan terkadang bisa membuat orang
yang menontonnya menjadi jantungan sebab mengerikannya atraksi-atraksi
tersebut.
Agar tidak penasaran, mereka bisa melakukan atraksi mengerikan itu ?
a. Kebal Pukulan Cambuk
Beberapa group kesenian tradisional debus atau kuda lumping sering memperagakan kekebalan tubuhnya terhadap sebetan cambuk.
Benarkah hal itu karena kekebalan tubuh atau karena teknis memukulnya ?
Jawabnya tentu hanya trik saja. Tekhniknya sebenarnya adalah bagaimana
cara pemain debus dalam mencambuk seseorang. Pemukul harus berupaya
untuk tidak memukul dengan ujung cambuk. Tetapi harus menggunakan
teknis “pukul putar” yang artinya, ketika memukul harus menggunakan
bagian tengah cambuk, sehingga memberikan efek ujung cambuk melingkari
bagian yang terkena.
Dengan demikian maka rasa sakit akan berkurang, karena yang menimbulkan
sakit dari pukulan cambuk berasal dari ujung cambuknya dan bukan dari
bagian tengah cambuk. Tehnik “pukul putar” selain akan menghindarkan
dari rasa sakit juga akan menimbulkan efek suara ledakan cambuk.
Selain itu ada juga tehnik lain yaitu dengan menggunakan pelindung dari
bahan kulit kambing atau kulit kerbau yang dipakai melingkar pada
bagian dalam tubuh.
Pelindung tersebut mempunyai fungsi ganda. Selain kulit tidak merasakan
sakit, benturan ujung cambuk dengan pelindung tersebut akan menimbulkan
suara yang keras.
Tetapi untuk penggunaan pelindung kulit binatang tersebut haruslah rapi
dan hati-hati. Cara mengikat pada tubuh harus benar-benar kuat.
Setelah itu pemain debus mengupayakan menutupnya dengan kaos dalam,
baru setelah itu pemain debus mengenakan baju atau kaos yang resmi.
Fungsi kaos tersebut adalah untuk mengelabui penonton, sebab tanpa
adanya kaos dalam maka penonton akan curiga.
Jika pemain debus kesulitan mendapatkan pelindung dari kulit, mereka
biasanya menggunakan karton tebal. Sedangkan para pemain kuda lumping
umumnya menggunakan pelindung dari bengkung atau ikat pinggang wanita
yang melingkari perut secara berangkap-rangkap[1].
b. Bergulir pada Hamparan Duri Salak.
Bagaimana kita tidak terheran-heran jika melihat atraksi kekebalan
berguling pada hamparan duri salak yang terlihat tajam. Untuk bisa
mendapatkan kekebalan itu dikatakan oleh pemain debus haruslah belajar
ilmu ghaib yang sangat berat. Sesungguhnya atraksi yang mereka lakukan
itu hanyalah sebuah trik.
Mengapa para pemain debus itu selalu menggunakan duri salak ?
Rahasianya karena duri salak walau tajam dan panjang, namun memiliki
kelenturan yang sangat elastis sehingga ketika tertimpa oleh tubuh maka
durinya akan rebah sehingga tidak menusuk kulit, apalagi kulit manusia
sampai tekanan tertentu memiliki kekenyalan dan elastisitas yang
tinggi.
Setiap orang asal berani mencoba yakinlah tidak akan terjadi apa-apa,
kecuali kulit orang tersebut akan sedikit memerah dan jikapun sampai
lecet hanya akan mengenai kulit ari dan tidak pernah ada insiden duri
salak akan masuk ke dalam tubuh pemain debus sebab mereka tahu
tehniknya.[2].
Percayalah! Banyak pemain debus yang telah berani mencoba, mereka semua
selamat. Tidak akan terjadi hal-hal yang membahayakan seperti duri
salak tersebut akan menembus tubuh mereka, kecuali hanya akan
meninggalkan sedikit ruam merah pada kulit mereka seperti yang terlihat
pada gambar di samping
c. Perut dimartil dengan Almadad
Tentunya Anda sering menyaksikan pada layar televisi atau bahkan
melihat secara langsung peragaan dari pemain debus yang memegang
Almadad, lalu ditusukkan di perutnya dengan cara dipukul dengan palu
godam.
Permainan ini mempunyai rahasia, yaitu almadad tersebut harus dipegang
dengan kedua tangan. Tujuan dari pegangan tersebut selain untuk
memeganginya juga sekaligus menahan sentakan atau tekanan dari pukulan
palu godam.
Dengan demikian maka ujung besi yang kelihatannya lancip tersebut hanya
sedikit menempel pada perut. Sehingga kemungkinan menjadi luka amatlah
kecil. Apalagi pada saat pemain debus lain memukul dengan palu godam,
pemain debus yang memegang almadad juga memegang dengan erat almadad
tersebut.
Selain menggunakan cara menahan laju lancipan besi almadad dengan kedua
tangan, ada juga yang menggunakan sabuk khusus. Sabuk tersebut terbuat
dari kulit binatang yang dirangkap. Dan untuk hal ini cara
mendemonstrasikannya, kulit binatang yang melilit diperut tidak boleh
kelihatan dan harus tertutup baju.
Tehniknya adalah :
1. Pemain debus memegang almadad [3] tersebut dengan kedua tangan pada ujung lancipan dan pada tengah besi almadad.
2. Posisi kuda-kuda dari yang menerima pukulan adalah kuda-kuda depan
3. Badan agak sedikit membungkuk ke depan.
Ketiga posisi di atas sangat membantu pemain debus dalam menahan benturan palu godam[4].
d. Mengunyah Beling dan Silet
Siapa yang tidak menggeleng-gelengkan kepala ketika para pemain debus
dengan tenangnya mengunyah beling dan silet lalu ditelannya. Namun
semua itu ada tehnik yang bisa kita pelajari.
Berikut ini penjelasan rahasianya :
· Mengunyah Beling
Demonstrasi mengunyah dan memakan semprong lampu ini banyak dilakukan
para pemain kuda lumping dan para pemain debus. Pada atraksi ini
sebenarnya dapat dilakukan oleh siapa saja tidak perlu harus belajar
ilmu ghaib yang aneh-aneh.
Tehnik memakan beling ini biasanya pemain debus atau kuda lumping
memilih beling yang tipis dan rapuh seperti semprong lampu atau lampu
neon yang terbuat dari stum yang memang jika pecah tidak tajam dan
tidak membahayakan jika tertelan. Sebelum memakan beling pemain debus
harus makan makanan yang lengket seperti pisang atau ketan.
Fungsi makanan tersebut akan mengamankan dan lebih melindungi usus dari
kemungkinan adanya sisa-sisa beling yang tidak bisa dicerna. Untuk
lebih amannya sebelum dan sesudah atraksi makan beling tersebut para
pemain debus makan makanan yang lengket. Kita tidak perlu menggolongkan
ketrampilan memakan beling sebagai permainan mistik dan magis, sebab
sebagian besar orang pasti bisa melakukannya asal tahu tehniknya dan
berani.
Kunci atraksi makan beling adalah :
Tidak boleh ada gigi yang berlubang.
Pilih jenis beling yang paling tipis dan paling rapuh seperti semprong lampu atau lampu neon.
Beling (semprong lampu atau lampu neon) harus dikunyah sampai benar-benar halus barulah ditelan.
Dalam mengunyah jangan ragu-ragu tetapi harus mantap dan tempatkan beling tersebut selalu diantara gigi[5].
· Mengunyah silet
Satu lagi jenis permainan mengunyah yang lebih spektakuler adalah
mengunyah silet. Namun rahasia permainannya juga tak jauh beda dengan
cara mengunyah beling. Untuk melakukan atraksi ini seseorang jangan
memilih jenis silet yang liat seperti merk Goal tetapi pilihlah yang
bermerk Tiger yang lebih rapuh dan mudah patah.
Ada beberapa trik yang bisa dilakukan untuk membuat permainan ini lebih
terkesan spektakuler, yaitu sebelum silet dikunyah dibuat untuk
memotong-motong kertas terlebih dahulu.
Tehnik pelaksanaannya adalah hilangkan terlebih dahulu ketajaman silet
dengan cara menggosokkannya pada benda-benda keras seperti besi, batu
dan sebagainya. Lalu biarkan sebagian kecil ujung dari salah satu sudut
silet itu tajam, dan bagian itu nantinya akan digunakan untuk
memotong-motong kertas.
Penonton tak akan mengetahui trik tersebut kerena mereka menganggap bahwa seluruh bagian silet memiliki ketajaman semuanya.
Ketika atraksi makan silet berlangsung seorang pemain debus harus tetap
memegang ujung dari sudut silet yang masih tajam tersebut dan ujung
silet tersebut dipatahkan dengan digigit lalu disembunyikan pada
sela-sela jari jemari[6].
e. Tubuh Kebal Bacokan dan Sayatan
Siapa yang tak heran dan takjub ketika melihat atraksi para pemain
debus yang membacok dan menyayat-nyayat tubuh dengan golok bahkan ada
juga atraksi kebal dengan sayatan silet yang tajam. Namun semua
demonstrasi itu bisa dipelajari dan ada tehniknya. Berikut ini
penjelasan rahasianya:
· Membacok Tubuh dengan Golok
Pada atraksi debus kita dapat melihat adanya pemain debus yang
membacok-bacokkan golok ke berbagai bagian tubuhnya, namun mereka sama
sekali tidak terlihat kesakitan dan kulit mereka sama sekali tidak
terluka. Sesungguhnya atraksi ini hanyalah trik belaka dan siapapun
juga bisa melakukannya jika sudah tahu tehniknya.
Caranya adalah dengan mempersiapkan golok yang tidak terlampau tajam.
Golok yang tidak terlalu tajam, jika dibacokkan pada daging tidak akan
membuat daging terluka. Pilihlah anggota badan yang banyak dagingnya
seperti dada, perut, leher, lengan paha dan punggung. Jangan mengenai
anggota badan yang bertulang seperti kepala, tulang kering sebab dengan
sedikit benturan dengan benda tidak tajam sekalipun bisa menimbulkan
luka lebam.
Selain itu membacoknya juga dengan teknik : ketika bacokan mengenai
lengan, ikuti gerakan golok seolah lengan pemain debus terdorong oleh
kerasnya sabetan golok. Padahal yang terjadi adalah pemain debus itu
mengikuti gerakan golok agar benturan itu dapat diminimalisir. Selain
trik di atas, seorang pemain debus biasanya ber-acting untuk
mendramatisir atraksi mereka.
Jika ada yang bertanya atau mengkritisi ”Jika benar golok pemain debus itu tidak terlampau tajam, mengapa pelepah kelapa dan leher ayam bisa putus dalam sekali tebas?
Penjelasannya adalah pelepah kelapa dan leher ayam bisa putus dengan
sekali tebas karena mereka tidak mengikuti gerakan golok ketika
dibacok, jadi benturan diterima 100%. Selain itu pelepah kelapa dan
leher ayam memang mudah terkoyak karena strukturnya tidak padat seperti
kayu jati ataupun kenyal dan elastis seperti bagian perut, paha, dada
atau lengan. Dan biasanya sebagaimana penulis lihat di lapangan, ketika
para pemain akan membacoknya, ia melafadzkan do’a-do’a khusus sambil
mengusap-usap golok sehingga para penonton semakin terhipnotis.
Catatan Khusus :
1. Permain debus melakukan atraksi kebal bacok ini hanya pada bagian tubuh yang banyak dagingnya.
2. Pemain debus biasanya berhati-hati agar tidak menggoreskan golok,
sebab meskipun agak tumpul tapi golok bisa melukai jika digoreskan
dengan kuat. Biasanya jika pemain debus ingin melakukan atraksi kebal
sayatan dengan menyediakan pedang bermata dua. Salah satu dibuat agar
tumpul, benar-benar tumpul, atau pemain debus juga bisa menggunakan
golok yang bagian depannya tajam tapi belakang tumpul atau sebaliknya.
3. Untuk meyakinkan penonton, pemain debus selalu untuk melakukan
“pengujian” senjata sebelum mereka melakukan ujicoba bacok / sayat.
Ada juga variasi yang tak kalah dramatis, yaitu di mana salah satu
pemain debus meletakkan buah-buahan seperti pisang, semangka, timun
atau sayur-sayuran seperti sayur kol di paha atau bagian tubuh lain
seperti perut atau dada. Kemudian pemain debus lain mencacah dengan
golok sayuran atau buah-buahan tadi di salah satu bagian tubuh tertentu
seperti paha, perut atau dada. Walau pemain debus mencacah dengan
begitu banyaknya ternyata tubuh yang jadi dasar tempat meletakkan
sayuran atau buah tadi tidak terluka.
Bagaimana rahasianya?
Sesungguhnya atraksi ini tergolong sangat ringan, namun juga memiliki resiko yang tinggi jika tidak tahu tehniknya.
Cara melakukan yang paling aman adalah :
1. Sasaran yang dicacah atau dirajang diletakkan pada bagian perut,
karena bagian tersebut tidak memiliki tulang dan sangat kenyal juga
elastis sehingga bisa menetralisir sabetan golok.
2. Pemain debus tidak mencacah dengan cara mengiris sebab akibatnya bisa fatal, kecuali bagi mereka yang sudah berpengalaman.
3. Pemain debus mengatur agar daya ayun untuk mencacah buah atau sayur
tersebut jangan sampai terlalu keras. Upayakan ayunannya hanya untuk
memutuskan sasaran benda di atas perut (atau bagian tubuh lain yang
lunak) dan secepatnya diangkat atau jika mengenai perut upayakan jangan
terlalu keras.
Dengan memperhatikan aturan-aturan di atas, para pemain debus akan
mampu memperagakannya dan ini bukanlah mistik melainkan hanya tehnik
belaka.· Menggores atau Mengiris Tubuh dengan Golok
Demonstrasi kekebalan kulit yang mempunyai efek bahaya adalah tehnik
goresan. Karena secara alami, gerakan senjata menggores lebih memiliki
daya sobek luar biasa pada kulit, karet atau benda-benda yang cukup
kenyal dan elastis, dibandingkan dengan cara senjata tersebut diayunkan
atau dipukulkan pada benda yang kenyal dan elastis.
Tetapi kita terkadang melihat adanya atraksi debus yang memperagakan
atraksi kekebalan dengan cara menggores tubuh. Namun jika kita sudah
tahu tehniknya hal ini bukan barang mustahil bisa dilakukan oleh siapa
saja.
Caranya adalah dengan cara menggunakan senjata tajam yang sudah diatur
seperti membiarkan bagain-bagian tertentu pada senjata tersebut tumpul
dan bagian tertentu lainnya tetap tajam.
Tujuannya agar nanti anda bisa meyakinkan penonton dengan cara menguji
ketajaman pada benda-benda seperti batang pisang, pelepah kelapa dan
benda lainnya.
Dari penjelasan di atas, penonton akan menjadi yakin kerena mereka
tidak mengetahui bahwa pada bagian senjata tersebut ada wilayah pedang
tajam dan ada pula wilayah pedang tumpul.
Tehnik menggores umumnya dilakukan dengan cara tidak memberikan tekanan
yang kuat, sehingga amat masuk akal apabila kulit menjadi aman dari
ketajaman senjata walaupun senjata yang digunakan bagi pemain yang
profesional dapat memakai senjata yang cukup tajam[7].
· Atraksi Kebal Sayatan Silet
Atraksi kebal sayat silet menggunakan silet yang sudah dimodifikasi.
Silet tersebut salah satu sisinya ditumpulkan dengan cara
menggosokkannya ke batu. Setelah itu, masukkan lagi ke bungkusnya
dengan rapi dan kemudian di-lem merekat seperti baru. Ingat, karena
pada umumnya silet yang baru dianggap benda sangat tajam, maka atraksi
ini sering berhasil membuat orang terkagum-kagum.
Cara Atraksi Pemain Debus:
1. Pemain debus mengambil silet baru yang sudah dimodifikasi itu.
2. Pemain debus meminta penonton untuk membukanya, agar dia yakin bahwa silet itu masih baru.
3. Ambil silet itu, kemudian gunakanlah untuk mengiris kertas atau
koran. Selain membuktikan pada penonton bahwa silet itu tajam, manfaat
lain dari langkah ini adalah : Pemain debus bisa mengetahui sisi silet
mana yang tajam dan yang tumpul.
4. Setelah pemain debus yakin mengetahui sisi silet yang tumpul, atraksi pun dimulainya.
5. Pertama kali, Pemain debus biasanya mencoba menyayat rambutnya.
Mengapa rambut dulu ? Karena jika ternyata pemain debus salah memegang
sisi silet, maka tidak terjadi luka yang membahayakan.
6. Setelah berhasil dengan sayat rambut, Pemain debus lalu melakukan
sayatan di mana saja. Agar lebih seru, pemain debus juga menyayat
penonton. Dengan mengatakan “orang yang saya pegang juga ikut kebal
karena aliran energi dari tubuh saya”.
7. Setelah atraksi selesai, Biasanya pemain debus mengamankan silet tersebut.
FOOTNOTE
[1] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri
yang berjudul “ Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 1. Penerbit
CV. GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 30.
[2] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri
yang berjudul “ Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 1. Penerbit
CV. GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 32.
[3] Alat pemukul almadad sebenarnya ringan. Tetapi para pemainnya
beraksi seakan-akan terasa berat. Biasanya alat itu terbuat dari kayu
pule sehingga ringan sekali. Lalu ujung palu al-madad dilapisi semacam
seng. Dan martil yang digunakan untuk memulul juga dilapisinya sehingga
ketika dipukulkan menimbulkan suara keras yang semakin membuat suasanan
yan tegang. Biasanya pemukul akan berteriak, “Al-madad, al-madad…..
berkali-kali.
[4] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri
yang berjudul “ Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 1. Penerbit
CV. GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 60.
[5] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri
yang berjudul “Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 2. Penerbit CV.
GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 64.
[6] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri
yang berjudul “ Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 2. Penerbit
CV. GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 65.
[7] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri
yang berjudul “ Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 2. Penerbit
CV. GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 77.
atraksi di mana para pemain debus berdemonstrasi kebal dicambuk, tubuh
tidak tertusuk duri salak ketika mereka berguling di atas hamparan duri
salak, perut dimartil dengan al-madad, mengunyah beling dan silet,
tubuh kebal bacokan dan sayatan. Bahkan terkadang bisa membuat orang
yang menontonnya menjadi jantungan sebab mengerikannya atraksi-atraksi
tersebut.
Agar tidak penasaran, mereka bisa melakukan atraksi mengerikan itu ?
a. Kebal Pukulan Cambuk
Beberapa group kesenian tradisional debus atau kuda lumping sering memperagakan kekebalan tubuhnya terhadap sebetan cambuk.
Benarkah hal itu karena kekebalan tubuh atau karena teknis memukulnya ?
Jawabnya tentu hanya trik saja. Tekhniknya sebenarnya adalah bagaimana
cara pemain debus dalam mencambuk seseorang. Pemukul harus berupaya
untuk tidak memukul dengan ujung cambuk. Tetapi harus menggunakan
teknis “pukul putar” yang artinya, ketika memukul harus menggunakan
bagian tengah cambuk, sehingga memberikan efek ujung cambuk melingkari
bagian yang terkena.
Dengan demikian maka rasa sakit akan berkurang, karena yang menimbulkan
sakit dari pukulan cambuk berasal dari ujung cambuknya dan bukan dari
bagian tengah cambuk. Tehnik “pukul putar” selain akan menghindarkan
dari rasa sakit juga akan menimbulkan efek suara ledakan cambuk.
Selain itu ada juga tehnik lain yaitu dengan menggunakan pelindung dari
bahan kulit kambing atau kulit kerbau yang dipakai melingkar pada
bagian dalam tubuh.
Pelindung tersebut mempunyai fungsi ganda. Selain kulit tidak merasakan
sakit, benturan ujung cambuk dengan pelindung tersebut akan menimbulkan
suara yang keras.
Tetapi untuk penggunaan pelindung kulit binatang tersebut haruslah rapi
dan hati-hati. Cara mengikat pada tubuh harus benar-benar kuat.
Setelah itu pemain debus mengupayakan menutupnya dengan kaos dalam,
baru setelah itu pemain debus mengenakan baju atau kaos yang resmi.
Fungsi kaos tersebut adalah untuk mengelabui penonton, sebab tanpa
adanya kaos dalam maka penonton akan curiga.
Jika pemain debus kesulitan mendapatkan pelindung dari kulit, mereka
biasanya menggunakan karton tebal. Sedangkan para pemain kuda lumping
umumnya menggunakan pelindung dari bengkung atau ikat pinggang wanita
yang melingkari perut secara berangkap-rangkap[1].
b. Bergulir pada Hamparan Duri Salak.
Bagaimana kita tidak terheran-heran jika melihat atraksi kekebalan
berguling pada hamparan duri salak yang terlihat tajam. Untuk bisa
mendapatkan kekebalan itu dikatakan oleh pemain debus haruslah belajar
ilmu ghaib yang sangat berat. Sesungguhnya atraksi yang mereka lakukan
itu hanyalah sebuah trik.
Mengapa para pemain debus itu selalu menggunakan duri salak ?
Rahasianya karena duri salak walau tajam dan panjang, namun memiliki
kelenturan yang sangat elastis sehingga ketika tertimpa oleh tubuh maka
durinya akan rebah sehingga tidak menusuk kulit, apalagi kulit manusia
sampai tekanan tertentu memiliki kekenyalan dan elastisitas yang
tinggi.
Setiap orang asal berani mencoba yakinlah tidak akan terjadi apa-apa,
kecuali kulit orang tersebut akan sedikit memerah dan jikapun sampai
lecet hanya akan mengenai kulit ari dan tidak pernah ada insiden duri
salak akan masuk ke dalam tubuh pemain debus sebab mereka tahu
tehniknya.[2].
Percayalah! Banyak pemain debus yang telah berani mencoba, mereka semua
selamat. Tidak akan terjadi hal-hal yang membahayakan seperti duri
salak tersebut akan menembus tubuh mereka, kecuali hanya akan
meninggalkan sedikit ruam merah pada kulit mereka seperti yang terlihat
pada gambar di samping
c. Perut dimartil dengan Almadad
Tentunya Anda sering menyaksikan pada layar televisi atau bahkan
melihat secara langsung peragaan dari pemain debus yang memegang
Almadad, lalu ditusukkan di perutnya dengan cara dipukul dengan palu
godam.
Permainan ini mempunyai rahasia, yaitu almadad tersebut harus dipegang
dengan kedua tangan. Tujuan dari pegangan tersebut selain untuk
memeganginya juga sekaligus menahan sentakan atau tekanan dari pukulan
palu godam.
Dengan demikian maka ujung besi yang kelihatannya lancip tersebut hanya
sedikit menempel pada perut. Sehingga kemungkinan menjadi luka amatlah
kecil. Apalagi pada saat pemain debus lain memukul dengan palu godam,
pemain debus yang memegang almadad juga memegang dengan erat almadad
tersebut.
Selain menggunakan cara menahan laju lancipan besi almadad dengan kedua
tangan, ada juga yang menggunakan sabuk khusus. Sabuk tersebut terbuat
dari kulit binatang yang dirangkap. Dan untuk hal ini cara
mendemonstrasikannya, kulit binatang yang melilit diperut tidak boleh
kelihatan dan harus tertutup baju.
Tehniknya adalah :
1. Pemain debus memegang almadad [3] tersebut dengan kedua tangan pada ujung lancipan dan pada tengah besi almadad.
2. Posisi kuda-kuda dari yang menerima pukulan adalah kuda-kuda depan
3. Badan agak sedikit membungkuk ke depan.
Ketiga posisi di atas sangat membantu pemain debus dalam menahan benturan palu godam[4].
d. Mengunyah Beling dan Silet
Siapa yang tidak menggeleng-gelengkan kepala ketika para pemain debus
dengan tenangnya mengunyah beling dan silet lalu ditelannya. Namun
semua itu ada tehnik yang bisa kita pelajari.
Berikut ini penjelasan rahasianya :
· Mengunyah Beling
Demonstrasi mengunyah dan memakan semprong lampu ini banyak dilakukan
para pemain kuda lumping dan para pemain debus. Pada atraksi ini
sebenarnya dapat dilakukan oleh siapa saja tidak perlu harus belajar
ilmu ghaib yang aneh-aneh.
Tehnik memakan beling ini biasanya pemain debus atau kuda lumping
memilih beling yang tipis dan rapuh seperti semprong lampu atau lampu
neon yang terbuat dari stum yang memang jika pecah tidak tajam dan
tidak membahayakan jika tertelan. Sebelum memakan beling pemain debus
harus makan makanan yang lengket seperti pisang atau ketan.
Fungsi makanan tersebut akan mengamankan dan lebih melindungi usus dari
kemungkinan adanya sisa-sisa beling yang tidak bisa dicerna. Untuk
lebih amannya sebelum dan sesudah atraksi makan beling tersebut para
pemain debus makan makanan yang lengket. Kita tidak perlu menggolongkan
ketrampilan memakan beling sebagai permainan mistik dan magis, sebab
sebagian besar orang pasti bisa melakukannya asal tahu tehniknya dan
berani.
Kunci atraksi makan beling adalah :
Tidak boleh ada gigi yang berlubang.
Pilih jenis beling yang paling tipis dan paling rapuh seperti semprong lampu atau lampu neon.
Beling (semprong lampu atau lampu neon) harus dikunyah sampai benar-benar halus barulah ditelan.
Dalam mengunyah jangan ragu-ragu tetapi harus mantap dan tempatkan beling tersebut selalu diantara gigi[5].
· Mengunyah silet
Satu lagi jenis permainan mengunyah yang lebih spektakuler adalah
mengunyah silet. Namun rahasia permainannya juga tak jauh beda dengan
cara mengunyah beling. Untuk melakukan atraksi ini seseorang jangan
memilih jenis silet yang liat seperti merk Goal tetapi pilihlah yang
bermerk Tiger yang lebih rapuh dan mudah patah.
Ada beberapa trik yang bisa dilakukan untuk membuat permainan ini lebih
terkesan spektakuler, yaitu sebelum silet dikunyah dibuat untuk
memotong-motong kertas terlebih dahulu.
Tehnik pelaksanaannya adalah hilangkan terlebih dahulu ketajaman silet
dengan cara menggosokkannya pada benda-benda keras seperti besi, batu
dan sebagainya. Lalu biarkan sebagian kecil ujung dari salah satu sudut
silet itu tajam, dan bagian itu nantinya akan digunakan untuk
memotong-motong kertas.
Penonton tak akan mengetahui trik tersebut kerena mereka menganggap bahwa seluruh bagian silet memiliki ketajaman semuanya.
Ketika atraksi makan silet berlangsung seorang pemain debus harus tetap
memegang ujung dari sudut silet yang masih tajam tersebut dan ujung
silet tersebut dipatahkan dengan digigit lalu disembunyikan pada
sela-sela jari jemari[6].
e. Tubuh Kebal Bacokan dan Sayatan
Siapa yang tak heran dan takjub ketika melihat atraksi para pemain
debus yang membacok dan menyayat-nyayat tubuh dengan golok bahkan ada
juga atraksi kebal dengan sayatan silet yang tajam. Namun semua
demonstrasi itu bisa dipelajari dan ada tehniknya. Berikut ini
penjelasan rahasianya:
· Membacok Tubuh dengan Golok
Pada atraksi debus kita dapat melihat adanya pemain debus yang
membacok-bacokkan golok ke berbagai bagian tubuhnya, namun mereka sama
sekali tidak terlihat kesakitan dan kulit mereka sama sekali tidak
terluka. Sesungguhnya atraksi ini hanyalah trik belaka dan siapapun
juga bisa melakukannya jika sudah tahu tehniknya.
Caranya adalah dengan mempersiapkan golok yang tidak terlampau tajam.
Golok yang tidak terlalu tajam, jika dibacokkan pada daging tidak akan
membuat daging terluka. Pilihlah anggota badan yang banyak dagingnya
seperti dada, perut, leher, lengan paha dan punggung. Jangan mengenai
anggota badan yang bertulang seperti kepala, tulang kering sebab dengan
sedikit benturan dengan benda tidak tajam sekalipun bisa menimbulkan
luka lebam.
Selain itu membacoknya juga dengan teknik : ketika bacokan mengenai
lengan, ikuti gerakan golok seolah lengan pemain debus terdorong oleh
kerasnya sabetan golok. Padahal yang terjadi adalah pemain debus itu
mengikuti gerakan golok agar benturan itu dapat diminimalisir. Selain
trik di atas, seorang pemain debus biasanya ber-acting untuk
mendramatisir atraksi mereka.
Jika ada yang bertanya atau mengkritisi ”Jika benar golok pemain debus itu tidak terlampau tajam, mengapa pelepah kelapa dan leher ayam bisa putus dalam sekali tebas?
Penjelasannya adalah pelepah kelapa dan leher ayam bisa putus dengan
sekali tebas karena mereka tidak mengikuti gerakan golok ketika
dibacok, jadi benturan diterima 100%. Selain itu pelepah kelapa dan
leher ayam memang mudah terkoyak karena strukturnya tidak padat seperti
kayu jati ataupun kenyal dan elastis seperti bagian perut, paha, dada
atau lengan. Dan biasanya sebagaimana penulis lihat di lapangan, ketika
para pemain akan membacoknya, ia melafadzkan do’a-do’a khusus sambil
mengusap-usap golok sehingga para penonton semakin terhipnotis.
Catatan Khusus :
1. Permain debus melakukan atraksi kebal bacok ini hanya pada bagian tubuh yang banyak dagingnya.
2. Pemain debus biasanya berhati-hati agar tidak menggoreskan golok,
sebab meskipun agak tumpul tapi golok bisa melukai jika digoreskan
dengan kuat. Biasanya jika pemain debus ingin melakukan atraksi kebal
sayatan dengan menyediakan pedang bermata dua. Salah satu dibuat agar
tumpul, benar-benar tumpul, atau pemain debus juga bisa menggunakan
golok yang bagian depannya tajam tapi belakang tumpul atau sebaliknya.
3. Untuk meyakinkan penonton, pemain debus selalu untuk melakukan
“pengujian” senjata sebelum mereka melakukan ujicoba bacok / sayat.
Ada juga variasi yang tak kalah dramatis, yaitu di mana salah satu
pemain debus meletakkan buah-buahan seperti pisang, semangka, timun
atau sayur-sayuran seperti sayur kol di paha atau bagian tubuh lain
seperti perut atau dada. Kemudian pemain debus lain mencacah dengan
golok sayuran atau buah-buahan tadi di salah satu bagian tubuh tertentu
seperti paha, perut atau dada. Walau pemain debus mencacah dengan
begitu banyaknya ternyata tubuh yang jadi dasar tempat meletakkan
sayuran atau buah tadi tidak terluka.
Bagaimana rahasianya?
Sesungguhnya atraksi ini tergolong sangat ringan, namun juga memiliki resiko yang tinggi jika tidak tahu tehniknya.
Cara melakukan yang paling aman adalah :
1. Sasaran yang dicacah atau dirajang diletakkan pada bagian perut,
karena bagian tersebut tidak memiliki tulang dan sangat kenyal juga
elastis sehingga bisa menetralisir sabetan golok.
2. Pemain debus tidak mencacah dengan cara mengiris sebab akibatnya bisa fatal, kecuali bagi mereka yang sudah berpengalaman.
3. Pemain debus mengatur agar daya ayun untuk mencacah buah atau sayur
tersebut jangan sampai terlalu keras. Upayakan ayunannya hanya untuk
memutuskan sasaran benda di atas perut (atau bagian tubuh lain yang
lunak) dan secepatnya diangkat atau jika mengenai perut upayakan jangan
terlalu keras.
Dengan memperhatikan aturan-aturan di atas, para pemain debus akan
mampu memperagakannya dan ini bukanlah mistik melainkan hanya tehnik
belaka.· Menggores atau Mengiris Tubuh dengan Golok
Demonstrasi kekebalan kulit yang mempunyai efek bahaya adalah tehnik
goresan. Karena secara alami, gerakan senjata menggores lebih memiliki
daya sobek luar biasa pada kulit, karet atau benda-benda yang cukup
kenyal dan elastis, dibandingkan dengan cara senjata tersebut diayunkan
atau dipukulkan pada benda yang kenyal dan elastis.
Tetapi kita terkadang melihat adanya atraksi debus yang memperagakan
atraksi kekebalan dengan cara menggores tubuh. Namun jika kita sudah
tahu tehniknya hal ini bukan barang mustahil bisa dilakukan oleh siapa
saja.
Caranya adalah dengan cara menggunakan senjata tajam yang sudah diatur
seperti membiarkan bagain-bagian tertentu pada senjata tersebut tumpul
dan bagian tertentu lainnya tetap tajam.
Tujuannya agar nanti anda bisa meyakinkan penonton dengan cara menguji
ketajaman pada benda-benda seperti batang pisang, pelepah kelapa dan
benda lainnya.
Dari penjelasan di atas, penonton akan menjadi yakin kerena mereka
tidak mengetahui bahwa pada bagian senjata tersebut ada wilayah pedang
tajam dan ada pula wilayah pedang tumpul.
Tehnik menggores umumnya dilakukan dengan cara tidak memberikan tekanan
yang kuat, sehingga amat masuk akal apabila kulit menjadi aman dari
ketajaman senjata walaupun senjata yang digunakan bagi pemain yang
profesional dapat memakai senjata yang cukup tajam[7].
· Atraksi Kebal Sayatan Silet
Atraksi kebal sayat silet menggunakan silet yang sudah dimodifikasi.
Silet tersebut salah satu sisinya ditumpulkan dengan cara
menggosokkannya ke batu. Setelah itu, masukkan lagi ke bungkusnya
dengan rapi dan kemudian di-lem merekat seperti baru. Ingat, karena
pada umumnya silet yang baru dianggap benda sangat tajam, maka atraksi
ini sering berhasil membuat orang terkagum-kagum.
Cara Atraksi Pemain Debus:
1. Pemain debus mengambil silet baru yang sudah dimodifikasi itu.
2. Pemain debus meminta penonton untuk membukanya, agar dia yakin bahwa silet itu masih baru.
3. Ambil silet itu, kemudian gunakanlah untuk mengiris kertas atau
koran. Selain membuktikan pada penonton bahwa silet itu tajam, manfaat
lain dari langkah ini adalah : Pemain debus bisa mengetahui sisi silet
mana yang tajam dan yang tumpul.
4. Setelah pemain debus yakin mengetahui sisi silet yang tumpul, atraksi pun dimulainya.
5. Pertama kali, Pemain debus biasanya mencoba menyayat rambutnya.
Mengapa rambut dulu ? Karena jika ternyata pemain debus salah memegang
sisi silet, maka tidak terjadi luka yang membahayakan.
6. Setelah berhasil dengan sayat rambut, Pemain debus lalu melakukan
sayatan di mana saja. Agar lebih seru, pemain debus juga menyayat
penonton. Dengan mengatakan “orang yang saya pegang juga ikut kebal
karena aliran energi dari tubuh saya”.
7. Setelah atraksi selesai, Biasanya pemain debus mengamankan silet tersebut.
FOOTNOTE
[1] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri
yang berjudul “ Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 1. Penerbit
CV. GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 30.
[2] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri
yang berjudul “ Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 1. Penerbit
CV. GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 32.
[3] Alat pemukul almadad sebenarnya ringan. Tetapi para pemainnya
beraksi seakan-akan terasa berat. Biasanya alat itu terbuat dari kayu
pule sehingga ringan sekali. Lalu ujung palu al-madad dilapisi semacam
seng. Dan martil yang digunakan untuk memulul juga dilapisinya sehingga
ketika dipukulkan menimbulkan suara keras yang semakin membuat suasanan
yan tegang. Biasanya pemukul akan berteriak, “Al-madad, al-madad…..
berkali-kali.
[4] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri
yang berjudul “ Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 1. Penerbit
CV. GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 60.
[5] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri
yang berjudul “Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 2. Penerbit CV.
GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 64.
[6] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri
yang berjudul “ Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 2. Penerbit
CV. GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 65.
[7] Dikutip dengan perbaikan dan penyempurnaan dari buku karya Masruri
yang berjudul “ Buku Pedoman Atraksi Tenaga Dalam” Jilid 2. Penerbit
CV. GUNUNG MAS Pekalongan. Halaman 77.